Masalah Menjelang Asian Games 2018
Bulan Agustus 2018 nanti,
Indonesia akan menghelat pagelaran pesta olahraga terbesar di asia, yaitu Asian Games 2018. Asian Games nanti akan
dihelat di dua kota besar, yaitu Jakarta dan Palembang. Kedua kota tersebut sudah
beberapa kali ditunjuk untuk menjadi tuan rumah beberapa event olahraga. Sebut saja Pekan Olahraga Nasional (PON) 2004
sebagai tuan rumahnya adalah Palembang, dan SEA
Games 2011 sebagai tuan rumah bersama Jakarta dan Palembang. Berbicara
kedua kota tersebut, apa yang membuat dua kota tersebut dipilih untuk menggelar
beberapa ajang event olahraga baik nasional maupun internasional?
Alasan yang pertama
pemilihan kedua kota tersebut ialah berdasarkan demografinya. Dimana Jakarta
sebagai Ibukota Negara, sementara Palembang adalah kota yang pada 2004 ditunjuk
sebagai tuan rumah PON . Jarak diantara kedua kota tersebut berkisar 500-600
km, bisa ditempuh melawati jalur darat maupun penerbangan. Jadi beberapa peserta internasional dapat langsung melanjutkan perjalanan ketika sampai di Jakarta untuk transit dan menuju Palembang.
Kemudian alasan selanjutnya
ialah kota-kota tersebut sudah memiliki fasilitas penunjang bertaraf
internasional. Seperti kompleks olahraga bertaraf internasional yaitu Kompleks
Olahraga Gelora Bung Karno di Senayan, Jakarta, sudah dari tahun 1960-an telah
berdiri. Hal itu didasari oleh diselenggarakan Asian Games 1962 yang tuan rumahnya adalah Indonesia. Pada saat
itu, pembangunan kompleks olahraga ini dibantu oleh Uni Soviet, dan diawal
tahun 1960 dimulainya perencanaan kompleks olahraganya, dan berangsur-angsur
berdirinya berbagai fasilitas lainnya, seperti stadion renang, stadion tenis,
istana olahraga, dan yang paling utama adalah stadion sepakbola Gelora Bung
Karno. Sementara Palembang sendiri baru memiliki kompleks olahraga berkisar
tahun 2004. Latar belakang dari pembangunan komplek olahraga dengan nama
Jakabaring Sport City (JSC) yaitu
ditunjuknya Kota Palembang menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI
2004 dan disempurnakan dan ditambah lagi fasilitasnya ketika pagelaran SEA Games XXVI 2011. Bangunan utama yaitu Stadion Gelora Sriwijaya, dan stadion
penunjang olahraga seperti stadion atletik, stadion aquatik, dan masih banyak
yang lainnya.
Alasan diatas cukup menjadi
dasar bahwa Jakarta dan Palembang siap dalam menggelar event-event berbasis
nasional dan internasional. Namun dibalik kesiapan Jakarta dan Palembang
tersebut, terselip berbagai masalah. Diantaranya ialah mengenai hitamnya suatu
kali. Kali Item atau Kali Sentiong yang baunya cukup menyengat menjadi
alasannya. Pasalnya, kali tersebut terletak di sekitar Wisma Atlet Kemayoran,
Jakarta. Pemprov DKI Jakarta akhirnya turun tangan untuk mengatasi hal ini.
Dipasangnya jaring-jaring untuk mengurangi penguapan sebagai salah satu
solusinya yang menggelontorkan dana sekitar Rp 580 Juta.
Masalah lainnya juga berlaku
di Palembang. Jelang perhelatan pesta olahraga asia, banyak bangku di
stadion Jakabaring rusak. Pemicu dari rusaknya adalah kericuhan pada saat laga
Sriwijaya FC melawan Arema FC sabtu 21 Juli 2018. Laga tersebut dimenangkan
Arema FC dengan skor 3-0. Akibatnya, suporter tuan rumah mengamuk. Para supporter
merusak fasilitas stadion, kursi yang melekat di badan tribun dirusak dan
dibuang ke lapangan. Lebih dari 300 kursi rusak akibat kerusuhan tersebut. Faktor
pemicu kerusuhan selain kalahnya tuan rumah ialah menejemen Sriwijaya FC yang
kurang baik musim ini, dimana beberapa pemainnya hengkang akibat lemahnya
kinerja menejemen. Kembali, tugas rumah dipikul oleh pengelola Jakabaring Sport
City dengan waktu renovasi yang terbilang sangat singkat.
Selain masalah-masalah
diatas, masih banyak lagi masalah yang dihadapi panitia pelaksana dan pengelola
Sport Center, baik yang berada di
Jakarta maupun Palembang. Sebaiknya apapun fasilitas yang diberikan pemerintah
untuk selalu dijaga dan digunakan dengan sebaik-baiknya, terlebih Indonesia
sekarang menajdi tuan rumah pesta olahraga asia yang dimana bila masalah ini
masih berlarut-larut dan mungkin terulang kembali, wajah Indonesia akan
tercoreng di mata Asia dan bahkan mungkin dunia. Mari semarakan pesta olahraga asia di Indonesia dengan menjaga fasilitas olahraga dan tunjukkan kepda asia dan dunia bahwa Indonesia adalah negara yang anti ricuh dan menjaga kerukunan dan pastinya ramah.
Komentar