Nurhadi-Aldo; Pembeda Perang Politik 2019
Poster Calon Presiden Nomer Urut 10 |
Nurhadi dan Aldo, pasangan yang muncul akibat
keresahan konflik kedua pasang calon presiden yang memanas jelang Pemilu
Presiden (Pilpres) 2019. Pasangan ini adalah pasangan fiktif yang diciptakan
oleh seorang warga net yang gerah akan panasnya intrik kedua pendukung pasagan
calon untuk pilpres nanti. Dirasa kedua pasangan calon hanya menebar
janji-janji saja, Nurhadi-Aldo atau biasa disingkat “Dildo” ini membuat
janji-janji yang cukup jenaka dan menyentil. Dengan singkatan-singkatan yang
cukup vulgar dan menjurus kearah konten dewasa, misalnya saja nama pasangan
ini, bisa disingkat Dildo. Ataupun juga koalisi yang dibentuknya, yaitu Koalisi
Tronjal-Tronjol Maha Asyik dan dsingkat K**** , mungkin kalian tahu sendiri apa
isinya.
Berbicara mengenai Dildo, yang awalnya hanya menjadi
bahan “Meme” di Instagram, lama-lama merambah ke permukaan. Banyak stasiun
televisi yang mengundang mereka, namun hanya Nurhadi saja yang bisa hadir,
sementara Aldo tidak bisa dating dikarenakan Aldo hanyalah fiktif belaka, alias
tidak ada. Wajah Aldo sendiri adalah gabungan wajah Nurhadi dengan seseorang
yang aku sendiri tidak tahu siapa.
Pasangan calon presiden fiktif ini banyak melakukan
kampanye melalui media sosial, seperti Instagram, Twitter, dan Facebook.
Kampanyenya yang berupa “Meme” banyak berseliweran di lini masa media social
tersebut. Seperti yang dilansir dari tirto.id,
sampai tahun 2018 yang lalu, tercatat akun Instagram Nurhadi-Aldo diikuti 272
ribu akun sedangkan lebih dari 144 ribu orang mengikuti laman Facebook pasangan
ini. Di jagat Twitter, cuitan Nurhadi-Aldo dinikmati oleh 56 ribu lebih
pengguna Twitter.
Akun ini dibuat oleh delapan orang yang berusia 17
hingga 23 tahun yang merasa gerah dengan kampanye hitam yang banyak terjadi
jelang pesta demokrasi di Indonesia. Akun yang banyak menebar shitposting, dimana maksud dari shitposting ini adalah konten yang
mengejutkan dan offensive menyerang
salah satu pihak, dan tidak kalah penting konten ini “Tidak Berfaedah”. Konten
yang berupa shitposting ini juga
memiliki tujuan untuk menyampaikan kritik untuk pemerintah dan politisi
Indonesia. Mengingatkan juga untuk rakyat Indonesia agar tidak gampang
dipengaruhi oleh politisi yang ingin memecah belah dan saling bermusuhan cuman
gara-gara perbedaan pandangan dan pilihan politik.
Fakta di lapangan berbicara, salah satu pendukung pasangan
calon presiden dari Kubu Jokowi meminta kepada warganet untuk tidak membagikan
“Meme” Dildo di media sosial mereka. Dilansir dari tirto.id pesohor di Twitter bernama Ulin Yusron berpendapat akun
dagelan itu sedang mengampanyekan gerakan tak memilih pasangan calon presiden
alias golongan putih (golput) pada Pemilu 2019. Seperti yang ditulisnya di
Twitter pribadi miliknya
“Ternyata
Nurhadi Aldo dan tim tengah bekerja untuk mengajak golput. Mulai sekarang
berhenti share, retwet, regran, copas konten mereka. Beritahu semua netizen
yuk,” tulisnya.
Tindakannya pun dianggap benar oleh Tim Kampanye
Nasional Jokowi-Ma’ruf. Menurut juru bicaranya, Arya Sinulingga apa yang
disampaikan Ulin untuk menghentikan warganet membagikan unggahan akun
Nurhadi-Aldo adalah tindakan yang benar. Namun dua pendapat yang disampaikan
sebelumnya dinilai berlebihan oleh Andre Rosiade, juru bicara Badan Pemenangan
Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Menurutnya, akun itu hanya membagikan
kritik sosial semata. Konten yang mereka tunjukkan bukan untuk mengajak
orang-orang untuk golput, tapi hanya membagikan kritik sosial menjelang pesta
demokrasi yang menjadi acara tahunan di Indonesia.
Setelah beberapa kali diunggah dan menjadi viral,
banyak generasi milenial rela berbondong-bondong menjadi relawan
pemenangan Dildo. Dilansir dari vice.com,
tanpa komando, ratusan anak muda seantero Indonesia membuat poster dan
mencalonkan diri sendiri sebagai anggota legislatif dari Koalisi Tronjal
Tronjol demi memenangkan Nurhadi-Aldo. Modalnya cuma foto agak resmi, beberapa
program kerja nyeleneh, tagline
mesum, dan gelar akademis ngawur. Semua itu jadi semacam template para caleg
#MahaAsyik tersebut. Beberapa orang bahkan mencetak poster, spanduk, dan
stiker kampanye Nurhadi-Aldo betulan di kota mereka. Pencapaian fantastis ini
seharusnya membuat kedua tim sukses calon presiden betulan bisa segera
melakukan evaluasi dan studi banding.
Kesimpulan dari berbagai fakta dan kejadian yang
terjadi pada pasangan calon Nurhadi-Aldo ini, yaitu masyarakat Indonesia sudah
sangat gerah dan terusik ketenangannya dengan para pendukung calon presiden
sesungguhnya. Dimana fitnah, ujaran kebencian, dan berita hoax mudah saja ditemukan dimana-mana. Dengan adanya Dildo ini,
angin segar kedamaian dan canda tawa hadir untuk menenangkan kedua pendukung
pasangan calon presiden yang sering bentrok baik di dunia nyata maupun di dunia
maya. Dildo juga sering menyindir dan menyentil kedua pasangan calon presiden
lewat shitposting berupa “Meme” yang
berisi kritik terhadap pendukung pasangan calon presiden, tim sukses, dan elit
politik Indonesia. Serta Dildo tidak ada maksud mengajak masyarakat untuk menjadi
golput dalam Pilpres 2019 nanti, namun masih ada juga orang-orang yang
menganggap Dildo terlalu serius dan sangat berlebihan. Dildo mejadi pembeda
yang hadir pada perang politik tahun ini.
Komentar